Nama : Ria
Dwijayanti
Npm: 27213547
Kelas: 2EB05
ARTIKEL PARTISIPASI ANGGOTA PADA
KOPERASI
1.
Pengertian Partisipasi
Partisipasi diambil dari
bahasa asing participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain
dalam mencapai tujuan. Istilah partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau
menunjukkan peran serta seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas
tertentu.
Partisipasi terdiri atas, Pertama, Partisipasi dapat dipaksakan (forced) dan dapat pula sukarela (voluntary).
Kedua, partisipasi dapat formal
dan dapat pula informal.
Ketiga, partisipasi bisa bersifat
langsung dan bisa bersifat tidak langsung.
Keempat, partisipasi pada koperasi
dapat berupa partisipasi kontributif
dan dapat pula berupa partisipasi
insentif.
Antara partisipasi kontributif dengan partisipasi
insentif terdapat hubungan yang sangat erat.
a. Dalam rangka membiayai pertumbuhan koperasi, kontribusi keuangan baik
yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela maupun yang
berasal dari usaha sendiri para anggota (partisipasi kontribusi keuangan)
sangan diperlukan.
b. Setelah dana yang terkumpul tersebut digunakan oleh perusahaan koperasi,
proses pengambilan keputusan mengenai penetapan tujuan dan kebijaksaan serta
proses pengawasan jalannya perusahaan koperasi harus melibatkan anggota karena
anggota sebagai pemilik perusahaan koperasi (partisipasi kontribustif anggota
dalam pengambilan keputusan).
c. Tetapi untuk mendukung pertumbuhan koperasi, anggota sebagai
pelanggan/pemakai harus memanfaatkan setiap pelayanan yang diberi oleh koperasi
( partisipasi insentif).
2.
Arti Pentingnya Partisipasi
Partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung
keberhasilan atau perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala
aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan
direalisasikan. Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu
memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam organisasi.
Dalam kehidupan koperasi, sukses tidaknya, berkembang tidaknya,
bermanfaat tidaknya, dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung
sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya, dimana Anggota =
Pemilik = Pelanggan (seperti yang tergambar dalam segitiga Tri-Angle
Identity of Cooperative).
3.
Cara Meningkatkan Partisipasi
a. Meningkatkan manfaat keanggotaan
·
Menyediakan barang atau
jasa yang dibutuhkan oleh anggota
·
Meningkatkan harga
pelayanan pada anggota
·
Menyediakan barang yang
tidak tersedia di pasar bebas
·
dll
b. Meningkatkan kontributif anggota dalam pengambilan
keputusan
·
Menjelaskan tentang
maksud, tujuan perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
·
Meminta tanggapan dan
saran tentang perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan
·
Meminta informasi tentang
segala sesuatu dari semua anggota dalam usaha membuat dan mengambil keputusan
c. Meningkatkan partisipasi kontributif keuangan
·
Memperbesar peranan
koperasi dalam usaha anggota
·
Memperbesar rate of
return
·
Membangun dan
meningkatkan kepercayaan anggota terhadap manajemen koperasi
Ada berbagai macam cara untuk
dapat meningkatkan partisipasi, yang diantaranya dengan menggunakan materi dan
nonmateri.
a.
Menjelaskan
Tentang Maksud Tujuan Perencaan dan Keputusan yang Dikeluarkan
b.
Meminta
Tanggapan dan Saran Tentang perencanaan dan Keputusan yang Akan Dikeluarkan
c.
Meminta
Informasi Tentang Segala Sesuatu Dari Semua Komponen Dalam Usaha Membuat
Keputusan dan Mengambil Keputusan
d.
Memberikan
Kesempatan yang Sama Kepada Semua Komponen atau Unsur yang Ada
e.
Meningkatkan
Pendelegasian Wewenang
4.
Rangsangan Partisipasi
Insentif (peranmgsang) merupakan lawan dari
kontribusi (sumbangan). Berbagai perangsang dan sumbangan itu akan dievaluasi
oleh anggota sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan tujuan (pribadi) yang
dirasakannya sebagai subyektif.
Menurut Hanel (1989) insentif dan kontribusi anggota
perseorangan terhadap koperasi adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan pelayanan
yang efisien
b. Kontribusi keuangan anggota
c. Partisipasi anggota dalam
pengambilan keputusan.
5.
Biaya Partisipasi
Biaya Partisipasi adalah biaya yang timbul sebagai
dampak keikutsertaan anggota dalam pengelolaan koperasi. Biaya ini bukan hanya
biaya penyelenggaraan rapat dan biaya perjalanan dalam rangka partisipasi,
tetapi juga biaya oportunitas karena ada partisipasi. Biaya oportunitas adalah
kesempatan melaksanakan proses produksi yang hilang karena adanya proses
partisipasi.
Partisipasi yang paling berhasil adalah yang efisien
(perhitungan selisih antara besar biaya partisipasi dengan manfaat yang
ditimbulkan oleh partisipasi tersebut) dan efektif (tujuan yang hendak dicapai
oleh partisipasi dapat terlaksana dengan baik). Efektifitas dan efisiensi
koperasi pada dasarnya sangat ditentukan oleh ukuran koperasi, struktur
keanggotaan dan fungsi koperasi.
6.
Model Kesesuaian Dalam Partisipasi
Menurut Ropke (1985), kualitas partisipasi
tergantung pada interaksi tiga variabel yaitu:
a. Para anggota
b. Manajemen kperasi
c. Program
Kesesuaian antara anggota dan program adalah adanya
kesepakatan antara kebutuhan anggota dan keluaran program koperasi.
Kesesuaian antara manajemen dan anggota adalah jika
anggota mempunyai kemampuan dan kemauan dalam mengemukakan hasrat kebutuhannya
yang kemudian harus direfleksikan atau diterjemahkan dalam keputusan manajemen.
Kesesuaian antara program dan manajemen adalah tugas
dari program harus sesuai dengan kemampuan manajemen untuk melaksanakan dan
menyelesaikannya.
Jadi, efektivitas partisipasi koperasi merupakan
fungsi dari tingkat kesesuaian antara anggota, manajemen dan program.
P= F (a, m, p)
|
Dimana:
P = partisipasi
a = anggota
m = manajemen
p = program
Dengan
demikian, partisipasi akan efektif bila:
a. Manajemen mampu
melaksanakan tugas dari program yang ditetapkan
b. Keputusan program manajemen mencerminkan hasrat
permintaan para anggota
c. Hasrat permintaan anggota
akan tercermin dalam keputusan program manajemen.
Penggunaan
manajemen partisipasi tergantung dari:
a. Waktu yang tersedia
b. Kemauan anggota untuki berpartisipasi
c. Sistem imbalan
d. Sifat dari pekerjaan
Penyebab
berkurang atau tidak adanya partisipasi dari sebagian anggota di antaranya:
a. Pemilik modal paling
banyak akan menentukan keputusan program usaha
b. Partisipasi tidak lagi sesuai dengan prinsip
koperasi (keanggotaan terbuka dan sukarela) dan prinsip manajemen (demokratis)
c. Hasil/output
program manajemen tidak sesuai dengan kebutuhan dan permintaan kebanyakan
anggota
d. Perusahaan koperasi lebih banyak berusaha dengan
pihak luar/non-anggota.
Dengan
alasan-alasan tersebut, menurut Yuyun Wirasasmita (1991), untuk memperbaiki
partisipasi anggota agar efektif adalah di antaranya:
a. perlunya kebijakan untuk
mengurangi kompleksitas organisasi dan manajemen dengan menerapkan teknologi
manajemen tepat guna
b. perlunya bantuan eksternal audit untuk beberapa
koperasi yang belum mampu membayar
c. perlunya mengembangkan
sistem audit internal untuk evaluasi sendiri
d. audit eksternal harus meliputi audit tentang
pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi, rencana koperasi tentang promosi anggota
dan laporan pelaksanaan serta hasil promosi anggota
e. perlunya desentralisasi
dalam koperasi
Daftar Pustaka
Hendar dan Kusnadi, Ekonomi Koperasi, Jakarta: Lembaga
Penerbit FE-UI,1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar