Jumat, 10 Oktober 2014

bab7 artikel koperasi dalam pasar oligopoli (Ria Dwijayanti 2EB05)



Nama : Ria Dwijayanti
Npm: 27213547
Kelas: 2EB05

ARTIKEL KOPERASI DALAM PASAR OLIGOPOLI

1.      Pengertian Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang menguasai pasar, baik secara independen (sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam bekerja sama.

2.     Strategi Dalam Pasar Oligopoli
Dua strategi dasar terbuka untuk koperasi,yaitu strategi harga dan strategi nonharga. Kemudian untuk memperluas pasar masing-masing perusahaan dapat melakukan 2 bentuk kegiatan:

a. Advertensi
Tujuannya adalah memindahkan kurva permintaan ke kanan dan membuatnya kurang elastis.

b. Membedakan Mutu Dan Bentuk Produk
Advertensi tujuanya agar konsumen lebih suka pada produk yang dijual perusahaan tersebut daripada produk perusahaan lain, sehingga kurva permintaan akan berputar kekanan dan membuat kurva permintaannya kurang elastis. Suatu kopersi dapat menciptakan persaingan harga aktip dalam pasar oligopoli (harga lebih rendah daripada harga persaingan). Karena adanya kesalingtergantungan yang tinggi antar perusahaan (penjual), kopersi dapat menghancurkan para pesaingnya dan mengakibatkan terjadinya penurunan keuntungan mereka.

Apakah para pesaing oligopolistik akan memulai perang harga untuk menyingkirkan koperasi. Hal ini akan sangat tergantung pada faktor-faktor berikut:
a.      Perbedaan keunggulan biaya (cast advantages) dari koperasi.
b.      Posisi likuiditas dari para pelaku kegiatan ekonomi.
c.       Keinginan para anggota untuk membiayai kerugian yang mungkin timbul
(tingkat loyalitas anggota).

Tetapi yang paling penting dari ketiga hal tersebut adalah keunggulan atau kelemahan dalam hal biaya.

Bandingkan situasi tersebut (koperasi dengan kemampuan rendah) dengan kasus di mana koperasi dan perusahaan pesaing oligopolistik yang menghasilkan produk homogen, tetapi mempunyai kemampuan yang sama (biaya produksi sama). Untuk memudahkan analisis dianggap bahwa :
a.      Hanya ada dua perusahaan dalam industri yang menghasilkan produk homogen, satu di antaranya koperasi.
b.      Masing-masing perusahaan setuju tentang pembagian pasar dengan masing-masing memperoleh setengahnya.
c.       Dua perusahaan mempunyai biaya yang sama.

3.     Penurunan Harga yang Bersifat Predator (Menghancurkan)
Untuk memupuk keuntungan dan likuiditasnya mereka mungkin dapat mencoba untuk menyingkirkan koperasi, sebab sekali mereka dapat menyingkirkan koperasi akan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Mereka dapat menjawab kebijakan harga dengan penurunan harga yang bersifat “predatory” yaitu menjual produk pada suatu harga di bawah biaya rata-rata kendatipun mengalami kerugian. Kerugian akan ditutupi oleh keuntungan sebagai monopoli yang ditumpuk selama masa harga tinggi sebelum masa prakoprasi. Koperasi yang kurang didkung oleh sumber daya finansial dapat terlempar dari persaingan, harga-harga dapat meningkatlagi dan kerugian yang sifatnya sementara dapat dikompensasi oleh keuntungan “supranormal” (akibat moanopoli) dan dampak koperasi dengan harga aktifnya tidak akan ada artinya.

4.    Price Leadership (Kepemimpinan Harga)
Price leadership adalah salah satu benuk persekongkolan (collusion) yang tidak resmi. Hal ini terjadi jika harga dari suatu perusahaan berubah, maka akan diikuti perusahaan lainnya dalam pasar tersebut. Dilihat dari segi jenisnya, price leadership dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.      Kepemimpinan oleh suatu perusahaan dengan biaya rendah
b.      Kepemimpinan oleh suatu perusahaan besar (dominan)

A. Price Leadership Oleh Perusahaan Dengan Biaya Terendah
Perusahaan tersebut dapat bertindak sebagai Pice Leader. Untuk mempermudah analisis, perlu ditetapkan asumsi sebagai berikut:
1) Hanya Ada dua buah perusahaan dalam industri, satu di antaranya koperasi;
2) Adanya pembagian pasar secara diam-diam dengan masing0masing memperoleh setengah dari pasar yang ada;
3) Produk yang di hasilkan homogen;
4) Salah satu perusahaan mempunyai ongkos lebih rendah daripada yang lain

B. Price Leadership Oleh Perusahaan yang Dominan
Untuk menghindari saling menurunkan harga, maka diadakan perjanjian secara diam-diam dalam bentuk perjanjian price leadership oleh satu atau lebih perusahaan-perusahaan yang besar. Sebagai perusahaan yang menurunkan harga, perusahaan, besar akan menetapkan harga berdasarkan prinsip laba meksimal, yaitu pada saat merginal revenue sama dengan merginal cost (MR=MC).
Perusahaan besar akan menetapkan harga bagi output-nya dan tersebut akan diikuti oleh masing-masing perusahaan kecil. Sepanjang pemimpinan harga tidak kehilangan kekuatan dan posisinya dengan masuknya koperasi kepasar, maka perusahaan tersebut (price leader) dapat bersikap toleran terhadap pesaing-pesaing baru, sepanjang koperasi itu mau mengikuti harga yang ditetapkan oleh perusahaan pemimpin. Hal ini akan merupakan suatu strategi rasional bagi koperasi untuk mengikuti, jika koperasi masuk pasar dengan initial cost yang lebih tinggi atau skala koperasi itu kecil sehingga secara de facto wajib mengikuti perusahaan pemimpin yang telah mapan. Untuk sebagian besar koperasi yang akan memasuki pasar, hal ini mungkin merupakan asumsi yang realistis.
Dalam hal ini anggota koperasi akan merasa dirugikan karena dua alasan:

1) Anggota koperasi perlu membayar asumbangan kapital atau biaya-biaya koperasi untuk mempertahankan situasi ini, sedangkan non-anggota tidak perlu membayarnya. Dalm hal ini akan lebih baik tidak untuk menjadi anggota koperasi daripada menjadi anggota.

2) Anggota koperasi harus tunduk kepada kuota produksi yang dikenal koperasi, sedangkan penjual lain yidak perlu tunduk pada kuota tersebut sehingga ia dapat menjual sebanyak yang ia kehendaki


5.     Rintangan-rintangan Memasuki Pasar
Perusahaan baru yang akan masuk ke dalam industri harus dirintangi karena ia akan merusak penggabungan ollopoh. Rintangan-rintangan itu dapat berupa rintangn yang “natural” (alamiah) seperti skala ekonomis, diferesiensi produk, dan lain-lain dan yang “artificial” (buatan) seperti hak paten, hak monopoli, dan lain-lain. Argumentasi utama mengenai adanya rintangan-rintangan untuk memasuki pasar itu adalah sebagai berikut: peserta (entrant) oligopoli diasumsikan terbatas. Rintangan yang dihadapi perusahaan baru untuk memasuki stuktur pasar oligopolistik atau monopolistik bisa bermacam-macam bentuk, seperti:
a.      Sanksi-sanksi hukum dari pemerintah seperti hak paten, hak monopoli, hak cipta.
b.      Diferensiasi produk, artinya mencegah pesaing baru masuk dengan membeda-bedakan produk dari kelompok produk yang sama berdasarkan jenis, merek, kemasan, dan lain-lain.
c.       Keterbatasan modal atau penetahuan dan teknologi. Perusahaan yang mempunyai kemampuan lebih tinggi merupakan rintangan bagi perusahaan baru yang mempunyai kemampuan leih rendah untuk masuk pasar.
d.      Ukuran permintaan pasar yang terbatas sehingga satu atau berberapa perusahaan telah cukup untuk memenuhi permintaan pasar (masalah skala ekonomi).
e.      Politik harga yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan dalam pasar, misalnya dengan mengancam perusahaan baru (katakanlah koperasi) dengan jalan akan menurunkan harga yang cukuap untuk menghapus keuntungan (strategi harga predator).

Untuk koperasi, tiga hal terakhir yang mungkin merupakan rintangan yn\ang sangat serius untuk dapat memasuki pasar oligopoli atau monopoli. Pada umumnya koperasi adalah peserta baru di pasar dan menghadapi kendala permodalan, teknologi dan manajemen. Akibat keterbatasan modal dan atau rendahnya teknologi dan kemapuan manajemen (keahlian, pengetahuan teknis, kurangnya pengalaman), menyebabkan kurva biaya koperasi yang memasuki pasar akan terletak diayas kurva biaya perusahaan yang telah mapan. Oleh karena itu, potensi untuk masuknya koperasi dalam kondisi seperti itu tidak akan dianggap serius oleh perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Perusahaan-perusahaan yang telah mapan dapat mencegah masuknya produsen (penjual) yang mempunyai biaya lebih tinggi tersebut dengan jalan menetapkan harga di bawah tingkat biaya peserta potensial yang akan masuk (potensial entrant)
Argumen skala ekonomis pada dasarnya bukan merupakan argumen yang menunjukan keunggulan komperatif koperasi atas perusahaan nonkoperasi.


6.    Penghalan-penghalang Masuk dan Integrasi Vertikal Koperasi
Masuknya suatu koperasi dapat dikoordinir melalui kerja sama intgrasi vertikal oleh perusahaan-perusahaan anggota yang telah mapan.

Dibanding dengan suatu perusahaan yang dimiliki oleh suatu insvestor yang memasuki pasar, masuknya koperasi yang mempunyai kemapuan sama pasti lebih mudah karena:
a.       Para pelanggan adalah lebih mungkain melakukan kontrak dengan perusahaan yang dimiliki sendiri.
b.      Para anggota akan lebih bersedia/terbuka memberikan informasi penting mengenai kondisi pasar yang bermanfaat bagi manajemen dalam meningkatkan kualitas produk priklanan dan menekan biaya koperasi.
c.       Hubungan yang lebih kuat, antarperusahaan anggota dan loyalitas antara anggota dan manajemen, koperasi menunjukan reputasi baik yang dikandungsejak “bayi” yang merupakan keunggulan lain dibanding perusahaan lain.


Daftar Pustaka
Hendar dan Kusnadi, Ekonomi Koperasi, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI,1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar