Nama : Ria
Dwijayanti
Npm: 27213547
Kelas: 2EB05
ARTIKEL KOPERASI DALAM PASAR
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
1.
Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar
persaingan monopolistik (monopolistic competition) dapat diartikan sebagai
pasar monopoli yang bersaing. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa,
pasar suatu produk dikatakan berada keadaan persaingan monopolistik apabila
dalam pasar tersebut terdapat ciri-ciri persaingan dan ciri monopoli. Hal ini
disebabkan produk-produk yang dijual dipasar tidaklah homogen, tetapi
masing-masing mempunyai daya subsitusinya satu sama lain. Pengusaha dan
konsumen produk tertentu sama-sama bersaing, tetapi persaingan tersebut tidak
sempurna karna produk yang dihasilkan tidak sama dalam banyak hal.
Chamberlin (Hendar dan
Kusnadi, 1999) mengatakan bahwa kurva permintaan
tidak hanya ditentukan oleh kebijakan penentuan harga oleh produsen, tetapi
juga oleh produsen, tetapi juga oleh penampilan (style) dari barang itu
sendiri, pelayanan (service) produsen dan juga kegiatan iklan (advertensi).
Dengan demikian permintaan menggambarkan jumlah barang yang diminta
konsumen untuk sifat produk tertentu, jenis pelayanan tertentu yang ditawarkan
dengan kebijakan yang tertentu pula. Jadi posisi kurva permintaan akan bergeser
bila :
a. Ada perubahan dalam penampilan (style) produk,
pelayanan penjualan dan strategi pemasaran ;
b.
Produsen pesaing
mengubah tingkat harga jual, jumlah output, pelayanan penjualan dan
kebijakan pemasarannya ; dan
c.
Selera, penghasilan, harga atau kebijakan penjualan
produsen lain berubah.
2.
Analisis Jangka Pendek
Karena dalam persaingan monopolistik setiap penjual adalah monopolis
kecil, maka kurva permintaannya tidak elastis sempurna, seperti pada pasar
persaingan sempurna. Perusahaan (penjual) mempunyai kekuasaan menetapkan harga,
tetapi tidak sebanyak seperti perilaku penjual monopolis yang mempunyai kurva
permintaan yang ber-slope ke bawah
lebih curam. Semakin banyak jumlah penjual dan semakin kecil diferensinya
produk semakin lebih elastis kurva permintaan individual yang dihadapi oleh
masing-masing penjual.
a.
Kasus Koperasi Dengan Kemampuan Sama
Jika koperasi dengan
kemampuan sama memasuki pasar persaingan monopolistik maka kurva biayanya di
anggap sama dengan kurva biaya pesaingnya.
b.
Kasus Koperasi dengan Kemampuan Lebih Rendah
Jika kemampuan koperasi lebih rendah daripada
pesaingnya, koperasi masih mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
anggotanya, sepanjang biaya rata-rata (AC) memotong kurva permintaaan
individual pada titik yang lebih rendah daripada harga-harga yang
diinginkannya.
3.
Analisis Jangka Panjang
a.
Kasus Koperasi Dengan Kemampuan Sama
Dalam jangka panjang koperasi dengan kemampuan sama
yang bergerak di pasar persaingan monopolistik tidak akan mempunyai keunggulan
bersaing dengan perusahaan pesaingnya.
b.
Kasus Koperasi Dengan Kemampuan rendah
Kasus koperasi dengan
kemampuan rendah dalam pasar persaingan monopolistik sangat sulit diperiksa
(sulit dijelaskan).
4.
Kesimpulan
Dibanding dengan pasar persaingan sempurna, koperasi dalam persaingan monopolistik
punya paling sedikit keunggulan penampilan jangka pendek, jika kesenjangan
kemampuan tidak terlampau besar.
Daftar Pustaka
Hendar dan Kusnadi, Ekonomi Koperasi, Jakarta: Lembaga
Penerbit FE-UI,1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar